Langsung ke konten utama

Jurnal Praktikum Kimia Organik 2:"Skrinning Fitokimia Senyawa Bahan Alam"


JURNAL LAPORAN KIMIA ORGANIK 2
SKRINNING FITOKIMIA SENYAWA BAHAN ALAM






           



Disusun Oleh :
ANIS NABILA (RSA1C117014)



DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs.SYAMSURIZAL,M.Si.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS JAMBI
2019



I.                  Judul : Skrinning Fitokimia Senyawa Bahan Alam
II.               Tujuan :
1.     Dapat mengenal dan memahami teknik-teknik skrinning fitokimia bahan alam
2.     Dapat mengetahui jenis-jenis pereaksi yang digunakan dalam skrinning fitokimia bahan alam
3.     Dapat melakukan skrinning fitokimia bahan alam dari suatu simplisia tumbuhan

III.           Landasan Teori

kandungan kimia yang ada pada makhluk hidup berdasarkan cara terbentuk dan manfaatnya dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu : 1). Metabolit Primer, merupakan senyawa organikyang terlibat dalam proses metabolism dalam makhluk hidup seperti, karbohidrat, lipid, protein, dan asam-asam amino. 2). Metabolisme Sekunder, merupakan hasil samping proses metabolism seperti, alkaloida,steroida, flavonoida, fenolik,kumarin,saponin,kuinon,’tannin,lignin, dan glikosida dll yang dikenal sebagai kimia bahan alam (Tim Penuntun Kimia Organik 2, 2015).

Skrinning fitokimia ialah  tahap awal dalam satu penelitian fitokimia yang bertujuan untukmemberikan gambaran tentang golongan senyawa yang biasanya dalam tanaman yang sedang diteliti. Metode krinning fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting dalam skrinning fitokiia yaitu pemilihan pelarut dan metode ekstraksi (Kristianti,2006).

Pendekatan fitokimia yaitu analisis kualitatif kandungan imia dalam tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar,batang , daun, bunga, buah dll). Yang paling utama kandungan metabolit sekunder yang bioaktif yaitu alkaloida, antrakuinon, flavonoida, glikosida, saponin, tannin, minyak atsiri, dll. Tujuan dilakukannya pendekan skrinning fitokimia adalah untuk mensurvei tumbuhan dengan mendapatkan kandungan bioaktif atau kandungan yang berguna untuk pengobatan (Robinso,1995).

Adapun metode yang dipakai untukmelakukan skrinning fitokimia harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain (Fessenden,1981).
1)    Sederhana
2)    Cepat
3)    Dapat dilakukan dengan peralatan minimal
4)    Selektif terhadap golongan senyawa yang dipelajari
5)    Bersifat semikuantitatif yaitu memiliki batas kepekaan untuksenyawa yang dipelajari
6)    Dapat memberikan keterangan tambahan ada atau tidak adanya senyawa dari golongan yang dipelajari
                         

                      

IV.           Alat dan Bahan
a.     Alat
·        Tabung reaksi 20 bh
·        Erlenmeyer 250 ml
·        Plat tetes
·        Gelas kimia 200ml
·        Pipet tetes
·        Lumping
·        Corong gelas
·        Gelas ukur
·         
b.     Bahan
·        Pereaksi Dragendorf
·        Kloroform
·        NaOH padatan
·        Pereaksi Meyer
·        Etanol
·        Brusin
·        Pereaksi Wagner
·        Methanol
·        Iodine
·        Shinoda
·        Heksan
·        KI
·        Pandan
·        Kayu manis
·        Belimbing wuluh
·        Sereh
·        Jeruk purut



V.               Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a)   Pemeriksaan Alkaloida
1.    Dihaluskan simplisia tumbuhan sebanyak 2-4 gr pada lumpang dengan menambahkan sedikit kloroform dan pasir bersih (silica).
2.    Bahan tumbuhan yang sudah halus dibasahi dengan 10ml kloroform, lalu gerus lagi dan ditambahkan 10 ml kloroform amoniak 1/20 N dan gerus lagi.
3.    Saring bahan yang telah digerus tadi kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 tetes larutan asam sulfat 2N, lalu dikocok.
4.    Dipisahkan dan didekantasikan lapisan asam kedalam tiga tabung reaksi kecil dan masing-masing tabung ditambahkan dengan satu tetes pereaksi Meyer, Wagner, dan Dragendorf.
b)   Pemeriksaan Steroid dan Terpenoid
1.    Dimasukkan simplisia tumbuhan 5 gr kering yang telah dirajang halus kedalam erlenmeyer 250 ml. Lalu tambahkan dengan 25 ml etanol dan diaduk-aduk.
2.    Panaskan diatas penangas air selama 10 menit (jangan menggunakan api langsung), dan saring dalam keadaan panas.
3.    Diuapkan filtrat pelarutnya dengan rotary evaporator atau dengan menggunakan penangas air sehingga diperoleh ekstrak pekat etanol.
4.    Dititrasi ekstrak pekat etanol dengan sedikit eter dan beberapa tetes larutan eter ditempatkan dalam 2 lobang plat tetes dan biarkan kering.
5.    Ditambahkan 2-3 tetes anhidrida asam asetat, diaduk dengan hati-hati.
6.    Ditambahkan 1 tetes asam sulfat pekat dan amati perubahan warna yang terbentuk.
7.    Periksalah reaksi dengan menambahkan asam sulfat pekat pada lobang plat tetes yang satu lagi, amati warna yang terjadi. Kalau terbentuk warna yang sama sangat boleh jadi contoh tumbuhan yang diperiksa tidak mengandung terpenoida tapi senyawa lain yang bereaksi dengan asam sulfat pekat.
c)    Pemeriksaan Flavonoida
1.    Diekstrasksi 0,5 gr simplisia tumbuhan yang telah dihaluskan dengan 10 ml etanol panas selama 5 menit dalam tabung reaksi.
2.    Disaring hasil ekstrak dan filtratnya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat, lalu ditambahkan lebih kurang 0,2 gr bubuk magnesium. Bila timbul warna merah tua, menandakan contoh mengandung flavonoid. Cara uji teknik shinoda (Mg+HCl).
3.    Cara lain pengujian flavonoid, dengan menambahkan ekstrak etanol diatas dengan 2 tetes NaOH 10% . adanya flavonoid ditandai dengan perubahan warna kuning-orange merah.
d)   Pemeriksaan Saponin
1.    Dimasukkan lebih kurang 0,5 gr bahan tumbuhan kedalam tabung reaksi, lalu tambahkan 10 ml air panas dan biarkan menjadi dingin kemudian dikocok selama 10 detik.
2.    Bila terbentuk busa yang stabil setinggi 1-10cm selama 10 menit tidak hilang saat penambahan 1 tetes asam klorida 2N pada perlakuan ini, berarti tes saponin adalah positif.
e)    Pemeriksaan Kuinon
Dipotong-potong halus simplisia tumbuhan, kemudian diekstraksi dengan eter. Jika warna contoh yang diuji masuk kedalam pelarut eter boleh jadi zat warna yang ada adalah kuinon. 
f)    Pemeriksaan Kumarin
Ekstrak metanol atau ekstrak dari simplisia tumbuhan dapat dideteksi keberadaan kumarinnya dengan cara ekstrak etanol atau metanol dari contoh kromatografi lapis tipis, dengan menggunakan eluen etil asetat atau etil asetat : metanol (9:1) atau (8:2). Dibawah sinar ultraviolet gelombang panjang 360 nm kumarin biasanya akan berfloresensi biru dan kalau noda ini diberi uap ammonium akan terlihat noda yang berwarna kuning. 

Adapun video yang terkait dalam praktikum kali ini yaitu : 

https://youtu.be/GSHez85LKeo

PERMASALAHAN :              

1.     Mengapa pada saat dilakukannya pemeriksaan Alkaloida terjadinya proses dekantasi ?
2.     Pada saat dilakukannya pemeriksaan steroid dan terperoid apa fungsi penambahan asam sulfat tersebut?
3.     Mengapa pada video yang terkait proses skrinning fitokimia ini ditujukan terhadap golongan senyawa-senyawa organikseperti: flavonoida, kumarin, kuinon, sapoin, tannin, alkaloida dll nya ?



Komentar

  1. Hr. Yuniarccih
    2. Asam sulfat digunakan untuk menguji kandungan steroid dan terpenoid, dimana pada uji senyawa ini, ketika ditambahkan asam sulfat akan terjadi perubahan warna

    BalasHapus
  2. 3. karena pada dasarnya seperti yang telah kita ketahui bhwa dalam uji coba pada percobaan skrinning fitokimia adalah pemeriksaan kimia yang bersifatkan seperti alasisis kita sesuai dengan teori yang ada serta didukung oleh pengetahuan dan data yang mampu melengkapi terhadap senyawa aktif yang bisa kita dapat dari tanaman/tumbuhan bisa dijadikan obat dan dapat berefek fisiologis terhadapap seseorang.

    BalasHapus
  3. 3. Menurut saya dilakukannya dekantasi ini bertujuan untuk memisahkan 3 larutan, di mana dekantasi menuangkan secara perlahan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik SN2

REAKSI S N 2 S N 2 merupakan reaksi satu tahap, bimolekular (reaksi tingkat dua) Nukleofil mendekati elektrofil pada sepanjang garis ikatan gugus-pergi elektrofil, dipol yang terbentuk oleh terlepasnya gugus elektronegatif itu menjadikan ikatan karbon mengandung muatan δ + . Nukleofil menyerang saat terlepasnnya gugus-pergi. Tindakan ini berkaitan dengan keadaan transisi( trasition state ,TS). A.Mekanisme Reaksi S N 2 Hanya terjadi pada alkil halide primer dan sekunder nukleofil yang menyerang adalah nukleofil kuat : OH - , CN - , CH 3 O dan serangan ini dilakukan dibelakang . Mekanisme S N 2 ialah proses satu-langkah,dinyatakan dengan persamaan berikut : Nukleofil menyerang dari sisi belakang dari ikatan C-L (ingat,ada cuping “cuping” yang kecil pada orbital ikatan hybrid sp 3 . pada tahap tertentu (keadaan transisi), nukleofil dan gugus pergi keduanya terikat secara parsial pada karbon d engan sepasang electron bebasnya , nukleofil memasok sepasang ele

Laporan Kimia Organik 2 : "Pembuatan Senyawa Organik Asam Pikrat"

JURNAL LAPORAN KIMIA ORGANIK 2 PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM PIKRAT             Disusun Oleh : ANIS NABILA (RSA1C117014) DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs.SYAMSURIZAL,M.Si. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS JAMBI 201 9 VII.     Data Pengamatan Perlakuan Hasil Pengamatan dimasukkan fenol ke dalam labu dasar bulat, lalu ditambahkan Asam sulfat pekat (H 2 SO 4 ), lalu di kocok. Apabila campuran senyawa tersebut menimbulkan panas maka tidak perlu dilakukan pemanasan Ketika labu dasar bulat yang berisi campuran fenol dan Asam sulfat pekat (H 2 SO 4 ) disentuh, labu tersebut terasa panas. Selanjutnya, labu didinginkan dalam ember berisi es dan didiamkan beberapa menit. Karena campuran fenol dan asam sulfat tersebut bereaksi menghasilkan panas, maka tidak di perlukan proses pemanasan. Labu yang berisi campuran tadi tambahkan Asa

Laporan Praktikum Kimia Organik 2 : " Pembuatan Asam Asetil Salisilat (Aspirin)

LAPORAN KIMIA ORGANIK 2 PEMBUATAN ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN) Disusun Oleh : ANIS NABILA (RSA1C117014) DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs.SYAMSURIZAL,M.Si. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA UNIVERSITAS JAMBI 201 9 VII.      Data Pengamatan Perlakuan Hasil Pengamatan Dimasukkan asamsalisilat dan asam asetat kemudian ditetesi H 2 SO 4 pekat pada labu Erlenmeyer , dan diaduk sambil dipanaskan pada penangas air suhu 50-60 oC selama 15 menit Larutan berwarna bening Didinginkan dan ditambah 50ml air sambil diaduk kemudian saring Kristal yang sudah terbentuk Terbentuk kristal putih Rekristalisasi :dimasukkan Kristal yang tebentuk ekdalam labu Erlenmeyer ditambahkan 5ml etanol-air 50% dan dipanaskan kembali Kristal melarut Disaring larutan dalam keadan panas menggunakan kertas saring,dan didinginkan dalam es batu Te